Saturday, April 16, 2011

Kuningan Rock City : Belajar dasar Vokal

1. Artikulasi, adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas.
2. Pernafasan adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, kemudian disimpan, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit sesuai dengan keperluan.

Pernafasan di bagi tiga jenis, yaitu :
Pernafasan Dada: cocok untuk nada-nada rendah, penyanyi mudah lelah.
Pernafasan Perut: udara cepat habis, kurang cocok digunakan dalam menyanyi, karena akan cepat lelah.
Pernafasan Diafragma: adalah pernafasan yang paling cocok digunakan untuk menyanyi, karena udara yang digunakan akan mudah diatur pemakaiannya, mempunyai power dan stabilitas vocal yang baik.


Click : Kuningan Rock City : Belajar dasar Vokal

Tuesday, April 12, 2011

Sejarah S.I.D


SID, punk rock pionir Bali, lahir dan dibesarkan di rumah di Kuta Rock City. Band adalah tiga senar-sikap berat laki-laki muda, dengan nama: Bobby Kool (lead vokal, guitar, a dog lover dan desainer grafis), Eka Rock (low ridin 'keluarga manusia, minum bir, laid back bass dan backing vokal dan kehangatan smilin 'Rock' N Roll nhung, IT warior), Jrx (low ridin 'beer drinking Rock' N Roll prince charming, drummer dan hairwax junkie, Bar owner) Nama 'Superman is Dead' started its' evolution from Stone Temple Pilot's "Superman Silvergun".Nama dipindahkan ke "Superman is Dead" menyebabkan mereka menyukai gagasan bahwa tidak ada hal seperti itu sebagai orang yang sempurna itu. SID actually stumbled bersama dalam'95, diambil oleh mereka Common kasih Green Day dan NOFX. Pengaruh mereka segera diperluas ke punk 'n roll genre a la Supersuckers, Living End dan Social Distortion, dan mereka tinggal di sini. Mereka mengatakan apa yang mereka ingin katakan, bagaimana mereka ingin katakan itu. Di wajahmu, mengatakan ia tepat. SID public image, self dijelaskan, adalah "Punk Rock yang Bali" (think raw energi NOFX Social Distortion vs supersonically fueled dengan bir bacak Bali Rockabilly sikap). Sejarah? SID menghasilkan tiga album pertama mereka mandiri (anak laki-laki yang bekerja tahun buruk sekali malam pekerjaan), dengan hebat, kecil indie label 1997 "Kasus 15", 1999 "Superman is Dead", 2002 "Bad Bad Bad" (mini album, track 6 ). Pada Maret 2003, SID akhirnya menandatangani dengan Sony-BMG Indonesia diperpanjang setelah negosiasi mengenai hak mereka untuk menyanyi kebanyakan lagu mereka dalam bahasa Inggris dan mempunyai hak penuh atas mereka artistik 'gambar'!! Dengan keputusan yang mereka single handedly menjadi band pertama dari Bali yang akan diundang untuk sign dengan label rekaman besar di Indonesia, band yang pertama di negara mereka (untuk saya) yang akan merekam lagu mayoritas dalam bahasa Inggris dan band punk pertama di Indonesia untuk mendapatkan eksposur nasional dan promosi yang bekerja sama dengan label besar di negara dunia ketiga menyediakan. Sehingga sejarah Indonesia dimulai Punk Rock! Adapun pertanyaan yang ingin semua orang tahu, yang bernama bom di Bali terjadi sekitar 75 M dari rumah, markas pusat, punk rock butik, bar dan studio latihan yang juga Jrx 'rumah, di jantung kota Kuta. Setelah panel pemukulan ulang rolling dari pintu studio dan pergeseran sedikit puing, rehearsals terus seperti biasa. Yeah, mereka melihat a lot, it sucked big time, but its' not gonna stop 'em! Dan di mana mereka sekarang? Pada akhir 2002, salah satu lebih terhormat musik mags disini dikutip SID sebagai "The Next Big Thing" for 2003. Dengan keempat mereka rilis album "Kuta Rock City" diikuti oleh utama memutar udara nasional dan di beberapa negara di luar negeri, digabungkan dengan cepat popularitas klip film terbaru mereka. SID tiba-tiba menemukan dirinya terus wisata di seluruh Indonesia. Minggu terakhir mereka di empat kota besar Indonesia, di tiga pulau, dalam 7 hari! Kadang-kadang bermain untuk klub tempat di bawah tanah, kadang-kadang di jalan alternatif atau pihak skate festival band, di banyak perguruan tinggi dan bahkan kadang-kadang di "classy" tempat-tempat yang mungkin akan menolak mereka masuk tahun lalu! Yang berarti lebih bir untuk semua. Pada tahun 2003 SID bahkan sempat menyebutkan dalam Time Asia. Mereka juga memenangkan beberapa penghargaan musik "MTV Award untuk The Best New Artist 2003", "AMI Awards untuk The Best New Artist 2003" dan dicalonkan lagi dalam "AMI Awards 2006 untuk The Best Rock Album". Oktober 2007, mereka melakukan sebuah tur Australia, 8 kota, 16 gigs, 33 bulan dengan kuat bekerja etika DIY. SID telah membagi tahapan dengan band internasional seperti International Noise Conspiracy, NOFX, MXPX dan Hoobastank. Mereka tetap bangga, anak laki-laki dari jalan Kuta dengan kasih punk rock, bir dan bersenang-senang. Siap untuk apa saja yang datang berikutnya, gembira tentang pekerjaan berikutnya.

Sunday, April 10, 2011

Sejarah Kota Kuningan

Pertama kali diketahui Kerajaan Kuningan diperintah oleh seoran raja bernama Sang Pandawa atau Sang Wiragati. Raja ini memerintah sejaman dengan masa pemerintahan Sang Wretikandayun di Galuh (612-702 M). Sang Pandawa mempunyai putera wanita bernama Sangkari. Tahun 617 Sangkari menikah dengan Demunawan, putra Danghyang Guru Sempakwaja, seorang resiguru di Galunggung. Sangiyang Sempakwaja adalah petera tertua Wretikandayun, raja pertama Galuh. Demunawan inilah yang disebutkan dalam tradisi lisan masyarakat Kuningan memiliki ajian dangiang kuning dan menganut agama sanghiyang.
Meskipun Kuningan merupakan kerajaan kecil, namun kedudukannya cukup kuat dan kekuatan militerna cukup tangguh. Hal itu terbukti dengan kekalahan yang diderita pasukan Sanjaya (raja galuh) ketika menyerang Kuningan. kedatangan Sanjaya beserta pasukannya atas permintaan Dangiyang Guru Sempakwaja, besan sang Pandawa dengan maksud untuk memberi pelajaran terhadap Sanjaya yang bersikap pongah dan merasa diri paling kuat. Sanjaya adalah cicit Sang Wretikandayun, melalui putranya Sang Mandiminyak yang menggantikannya sebagai raja galuh (703-710) dan cucunya Sang Sena yang menjadi raja berikutnya (710-717).
Di Kerajaan Galuh terjadi konflik kepentingan, sehingga Resi Guru Sempakwaja mengambil keputusan. Diantaranya menempatkan Sang Pandawa menjadi guru haji (resiguru) di layuwatang (sekarang tempatnya di Desa Rajadanu Kecamatan Japara). Sedangkan kedudukan kerajaan digantikan Demunawan dengan gelar Sanghiyangrang Kuku, tahun 723.
Masa pemerintahan Rahyangtang Kuku, diberitakan bahwa ibu kota Kerajaan Kuningan ialah Saunggalah. Lokasinya diperkirakan berada di sekitar Kampung Salia, sekarang termasuk Desa Ciherang Kecamatan Nusaherang. Seluruh wilayahnya meliputi 13 wilayah diantaranya Galunggung, Layuwatang, Kajaron, Kalanggara, Pagerwesi, Rahasesa, Kahirupan, Sumanjajah, Pasugihan, Padurungan, Darongdong, Pegergunung, Muladarma dan Batutihang.
Tahun 1163-1175, Kerajaan Saunggalah terungkap lagi setelah tidak ada catatan paska Demunawan. Saat itu tahta kerajaan dipegang oleh Rakean Dharmasiksa, anak dari Prabu Dharmakusumah (1157-1175) seorang raja Sunda yang berkedudukan di Kawali. Rakean Dharmasiksa memerintah Saunggalah menggantikan mertuanya, karena ia menikan dengan putri Saunggalah.
Namun Rakean Dharmasiksa tidak lama kemudian menggantikan ayahnya yang wafat tahun 1175 sebagai raja Sunda. Sedangkan kerajaan Saunggalah digantikan puteranya yang bernama Ragasuci atau Rajaputra. Sebagai penguasa Saunggalah, Ragasuci dijuluki Rahyantang Saunggalah (1175-1298). Ia memeristri Dara Puspa, putri seorang raja Melayu.
Tahun 1298, Ragasuci diangkat menjadi Raja Sunda menggantikan ayahnya dengan gelar Prabu Ragasuci (1298-1304). Kedudukannya di Saunggalah digantikan puteranya bernama Citraganda. Pada masa kekuasaan Ragasuci, wilayah kekuasaannya bertambah meliputi Cipanglebakan, Geger Gadung, Geger Handiwung, dan Pasir Taritih di Muara Cipager Jampang.
Masa Keadipatian
Berdasarkan tradisi lisan, sekitar abad 15 Masehi di daerah Kuningan sekarang dikenal dua lokasi yang mempunyai kegiatan pemerintahan yaitu Luragung dan Kajene. Pusat pemerintahan Kajene terletak sekarang di Desa Sidapurna Kecamatan Kuningan. saat itu, Luragung dan Kajene bukan lagi sebuah kerajaan tapi merupakan buyut haden. Masa ini, dimulai dengan tampilnya tokoh Arya Kamuning, Ki Gedeng Luragung dan kemudian Sang Adipati Kuningan sebagai pemipun daerah Kajene, Luraugng dan kemudian Kuningan.
Mereka secara bertahap di bawah kekuasaan Susuhunan Jati atau Sunan Gunung Djati (salah satu dari sembilan wali, juga penguasa Cirebon). Tokoh Adipati Kuningan ada beberapa versi. Versi pertama Sang Adipati Kuningan itu adalah putera Ki Gedeng Luragung (unsur lama). Tetapi kemudian dipungut anak oleh Sunan Gunung Djati (unsur baru).
Dia dititipkan oleh aya angkatnya kepada Arya Kamuning untuk dibesarkan dan dididik. Kemudian menggantikan kedudukan yang mendidiknya. Versi kedua, Sang Adipati Kuningan adalah putera Ratu Selawati, keturunan Prabu Siliwangi (unsur lama), dari pernikahannya dengan Syekh Maulanan Arifin (unsur baru). Disini jelas terjadi kearifan sejarah.
Berdasarkan Buku Pangaeran Wangsakerta yang ditulis abad ke 17, Sang Adipati Kuningan yang berkelanjutan penjelasanya adalah berita yang menyebutkan tokoh ini dikaitkan dengan Ratu Selawati. Bahwa agama Islam menyebar ke Kuningan berkat upaya Syek Maulana Akbar atau Syek Bayanullah. Dia adalah adik Syekh Datuk Kahpi yang bermukim dan membuka pesantren di kaki bukit Amparan Jati (sekarang Cirebon).
Syekh Maulana Akbar membukan pesantren pertama di Kuningan yaitu di Desa Sidapurna sekarang, ibu kota Kajene. Ia menikah dengan Nyi Wandansari, putri Surayana. Ada pun Surayana adalah putra Prabu Dewa Niskala atau Prabu Ningrat Kancana, Raja Sunda yang berkedudukan di Kawali (1475-1482) yang menggantikan kedudukan ayahnya Prabu Niskala Wastu Kancana atau lebih dikenal dengan sebutan Prabu Siliwangi.
Dari pernikahan dengan Nyi Wandansari berputra Maulana Arifin yang kemudian menikah dengan Ratu Selawati. Ratu Selawati bersama kakak dan adiknya yaitu Bratawijaya dan Jayakarsa adalah cucu Prabu Maharaja Niskala Wastu Kancana atau Prabu Siliwangi. Bratawijaya kemudian memimpin di Kajene dengan gelar Arya Kamuning. Sedangkan Jayaraksa memimpin masyarakat Luragung dengan gelar Ki Gedeng Luragung.
Mereka bertiga, yakni Ratu Selawati, Arya Kamuning (Bratawijaya), Ki Gedeng Luragung (Jayaraksa) diIslamkan oleh uwaknya yakni Pangeran Walangsungsang. Adapun Sang Adipati Kuningan yang sesungguhnya bernama Suranggajaya adalah anak dari Ki Gedeung Luragung (namun hal itu masih merupakan babad peteng atau masa kegelapan yang sampai saat ini tidak diketahui kebenarannya sesungguhnya anak siapa Sang Adipati Kuningan).
Atas prakarsa Sunan Gunung Djati dan istrinya yang berdarah Cina Ong Tin Nio yang sedang berkunjung ke Luragung, Suranggajaya diangkat anak oleh mereka. Tetapi pemeliharaan dan pendidikannya dititipkan pada Arya Kamuning. Sedangkan Arya Kamuning sendiri dikabarkan tidak memiliki keturunan. Akhirnya Suranggajaya diangkat jadi adipati oleh Susuhunan Djati (Sunan Gunung Djati) menggantikan bapak asuhnya.
Penobatan ini dilakukan pada tanggal 4 Syura (Muharam) Tahun 1498 Masehi. Penanggalan tesebut bertempatan dengan tanggal 1 September 1498 Masehi. Sejak tahun 1978, hari pelantikan Suranggajaya menjadi Adipati Kuningan itu ditetapkan sebagai Hari Jadi Kuningan sampai sekarang.***